Kamis, 28 April 2016

MAKALAH PENDIDIKAN DI ERA TEKNOLOGI

MAKALAH
PENDIDIKAN DI ERA TEKNOLOGI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah Teknologi Pendidikan
Yang Diampu Oleh:  Saifurrohman, S.Ag., M.Pd.










Disusun oleh
Nama : Ana Fuadah
Nim : 213016
Kelas : A1
Semester : III


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA' (UNISNU)
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat pesat di era globalisasi saat ini telah memberikan banyak manfaat dalam kemajuan diberbagai aspek sosial. Penggunaan teknologi oleh manusia dalam membantu menyelesaikan pekerjaan merupakan hal yang menjadi keharusan dalam kehidupan. Perkembangan teknologi ini juga harus diikuti dengan perkembangan pada Sumber Daya Manusia (SDM).
Manusia sebagai pengguna teknologi harus mampu memanfaatkan teknologi yang ada saat ini, maupun perkembangan teknologi tersebut selanjutnya. Adaptasi manusia dengan teknologi baru yang telah berkembang wajib untuk dilakukan melalui pendidikan. Hal ini dilakukan agar generasi penerus tidak tertinggal dalam hal teknologi baru. Dengan begitu, teknologi dan pendidikan mampu berkembang bersama seiring dengan adanya generasi baru sebagai penerus generasi lama. Beberapa cara adaptasi tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pelatihan maupun pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah sarana yang efektif dalam mendukung perkembangan serta peningkatan sumber daya manusia menuju ke arah yang lebih positif. Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada sumber daya manusia yang berkualitas, dimana hal itu sangat ditentukan dengan adanya pendidikan. Seperti yang telah tertulis dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang salah satu isinya membahas mengenai pendidikan meupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Pendidikan di Indonesia diselenggarakan melalui dua jalan, yaitu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang berlangsung di luar sekolah, terjadi di lingkungan keluarga, kelompok belajar, kursus ketrampilan dan satuan pendidikan sejenis.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
Apa Pengertian Pendidikan dan Era Teknologi?
Bagaimana Pendidikan Di Era Teknologi?
Apa pengaruh Era Teknologi dalam Pendidikan?





 BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Pendidikan dan Pengertian Era Teknologi
Pengertian Pendidikan
Dilihat dari pandangan antropologik, melihat pendidikan dari aspek budaya antara lain pemindahan pengetahuan dan nilai  nilai kepada generasi berikutnya. Pendekatan sistem perlu dipergunakan dalam menjelaskan pendidikan, karena pada era global sekarang ini dunia pendidikan telah berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi hal ikhwal. Proses pendidikan merupakan upaya yang mempunyai dua arah yaitu yang pertama bersifat menjaga kelangsungan hidupnya (Maintenance synergy) dan kedua menghasilkaan sesuatu (Effective synergy).
Rogers, Burdge, Korsching dan Donner Meyer (1988:437) menyatakan bahwa pendidikan sebagai proses trasmisi dudaya mengacu kepada setiap bentuk pembelajaran budaya (culturale learning) yang berfungsi sebagai transmisi pengetahuan, mobilitas sosial, pembentukan jati diri dan kreasi pengetahuan.
Toffler (dalam Sonhadji, 19993 : 4) menyatakan bahwa sekolah atau lembaga pendidikan masa depan harus mengarahkan peserta didiknya untuk belajar bagaimana belajar (learn how learn). Kebutaan dalam era global adalah ketidakmampuan belajar bagaimana belajar. Raka Joni merumuskan bahwa ciri utama manusia masa depan Indonesia adalah manusia yang mendidik diri sendiri sepanjang hayat dan masyarakat belajar yang terbuka tetapi memiliki pandangan hidup yang mantap. Maka peserta didik harus dibekali informasi tentang latar belakang yang memberi dampak pengganda pada pembelajarannya sehingga dapat memberikan motivasi yang besar untuk membaca dan mempelajari informasi dari berbagai sumber. Kita harus siapkan kompetensi agar siswa eksis di era global yang sangat kompetitif, maka sangat strategis dalam pembudayaan pembelajaran di sekolah dengan siswa menjadi pusat pembelajaran dalam proses pencarian informasi. Hal senada juga dikemukakan oleh Makagiansar yang menyatakan bahwa agar pendidik dapat mempersiapkan peserta didik yang eksis, maka pendidik harus mengenbangkan kemampuan mengantisipasi, mengerti dan mengatasi situasi, mengakomodasi serta mereorientasi kepada peserta didik.
Pengertian Era Teknologi
Secara etimologi, menurut kamus besar bahasa Indonesia era diartikan sejumlah tahun dalam jangka waktu antara beberapa peristiwa penting dalam sejarah atau masa.Sedangkan menurut kamus ilmiah popular era berarti zaman, masa atau kurun waktu.
Menurut Brown & Brown (1980: 2) mengungkapkan, teknologi adalah penerapan pengetahuan oleh manusia untuk mengerjakan suatu tugas yang dikehendakinya. Dengan demikian teknolog dapat dikatakan sebagai penerapan praktis pengetahuan untuk mengerjakan sesuatu yang kita inginkan.
Teknologi Menurut Miarso (2007 : 62) teknologi adalah proses untuk meningkatkan nilai tambah, proses tersebut menggunakan atau menghasilkan suatu produk, produk yang dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena itu menjadi bagian intergal dari suatu sistem.
Sedangkan menurut menurut Mardikanto (1993) Teknologi adalah suatu prilaku produk, informasi dan praktek  praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalamrangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
Jadi dapat disimpulkan era Teknologi adalah masa dimana produk selalu didaur atau dicpta untuk memenuhi kebutuhan manusia. Keharusan ini dimungkinkan karena manusia pada dasarnya adalah makhluk kreatif sebagai sunnatullah atas rasa,cipta, dan karsa yang diberikan maha pencipta kepadanya.

Pendidikan Di Era Teknologi
Perkembangan teknologi dan komunikasi dalam bidang pendidikan, menurut Rosenberg, dengan berkembangnya ini ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu :
(1) dari pelatihan ke penampilan,
(2) dari ruang kelas ke tempat dimana dan kapan saja,
(3) dari kertas ke online atau saluran,
(4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,
(5) dari waktu siklus ke waktu nyata.
Mengenai asumsi di atas bahwa pergeseran proses pembelajaran yang mengalami perubahan dari kertas ke online untuk saat ini telah dapat dirasakan maupun dilihat keberadaannya ketika sebuah instansi pendidikan menerapkan system komputerisasi. Banyak hal serta manfaat dari keberadaannya itu. Semisal ketika segala kegiatan yang berbasis pendidikan dapat di akses secara mudah lewat sebuah jaringan computer ataupun jaringan internet yang tentunya hal tersebut berkat adanya satelit yang dioperasikan, maka siswa, mahasiswa, guru, dosen ataupun seluruh warga dalam lingkup pendidikan tersebut mampu memperoleh segala informasi yang ingin didapatkan.
Misalnya yang paling mutakhir adalah berkembangnya Cyber Teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan media internet. Istilah lain yang popular saat ini ialah e-learning yaitu sebuah model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi (internet).
 Menurut Rosenberg, e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas dengan landasan berdasarkan tiga kriteria diantaranya yaitu :
E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi, dan membagi materi atau informasi,
Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui computer dengan menggunakan teknologi internet yang standar,
Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran dibalik paradigma pembelajaran tradisional.
Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti : CBT (Computer Baseb Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Dekstop Videoconferencing dan sebagainya. Istilah lain yang lebih popular dari perkembangan teknologi komunikasi ini yaitu system virtual. Dalam hal ini, kegiatan yang menyangkut komunitas virtual dapat dianggap sebuah hal yang lebih banyak digunakan dalam lingkungan akademis. Ini tentu dapat mempermudah tingkat keefektifan dari sebuah system pembelajaran, dimana siswa atau mahasiswa dapat mengakses materi-materi pendidikan secara lebih detail tanpa lewat interaksi secara langsung (face to face) dengan guru, tutor ataupun dosen yang bersangkutan.
Untuk sekarang ini, banyak contoh lain yang seperti diatas akan tetapi diluar lingkup sekolah ataupun kampus, misalnya ada lembaga pendidikan semacam kursus atau bimbingan-bimbingan belajar dengan menggunakan media computer (internet) dalam mengakses materi-materinya maupun ujian serta tesnya lewat internet. Tentunya hal ini merupakan langkah yang maju dalam konteks pendidikan. Selain perkembangan teknologi komunikasi dalam dunia pendidikan telah menjamah lingkup system pembelajaran dalam bidang akademis, sebenarnya juga telah merambah pada aspek lain (meskipun masih dalam lingkup pendidikan). Misalnya dengan adanya computer, telepon, internet, mesin fotocopy dan segala perangkat dari sebuah teknologi komunikasi itu sendiri mampu membantu pekerjaan bagian tata usaha atau bagian-bagian yang lain. Dengan adanya digital library diperpustakaan instansi pendidikan, orang dapat mengakses buku atau literatur dengan cepat.

Pengaruh Era Teknologi dalam Pendidikan
Arus berkembangnya teknologi begitu derasnya sehingga menuntut kita untuk lebih aktif didalam mengikuti perkembangan informasi tersebut, dengan adanya internet merupakan salah satu bentuk teknologi yang seharusnya dapat memotivasi sekaligus memberikan inspirasi untuk menghasilkan kreasi serta informasi yang bermanfaat.
Seiring roda-roda kehidupan manusia terus berputar, perkembangan teknologi semakin hari semakin berkembang, tidak menutup kemungkinan setiap detik teknologi baru muncul dengan kelebihan dan keunggulan yang berbeda satu sama lain atau mungkin saling melengkapi dan menutupi kekurangan yang ada.
Baik selanjutnya akan saya bahas lebih rinci satu pembahasan khusus mengenai dampak atau pengaruh Teknologi dalam Dunia Pendidikan.
Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi sudah sangat mempunyai dampak yang begitu positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan, walaupun dibalik kelebihan sesuatu pasti disana juga akan  ada kelemahannya.
Kenyataan saat sini menunjukkan akan ketergantungan masyarakat terhadap teknologi sehingga tak jarang setiap melakukan sesuatu tidak pernah luput dari yang namanya teknologi itu sendiri. Kita dapat mengambil contoh real, seperti segala sesuatu kembalinya kepada teknologi, kita jarang sekali melihat belakangan ini seorang pelajar membawa buku di setiap aktifitas belajarnya, persentase pelajar hampir lebih besar rujukannya adalah internet.

Berikut poin-poin pengaruh Positif Teknologi di bidang Pendidikan :
Sangat membantu proses pembelajaran itu sendiri, lebih cepat dan mudah di akses.
Berfungsinya virtual kelas, yang dimana sangat memudahkan para pelajar untuk saling berkomunikasi dengan sang pengajar dengan system tanpa bertatap [face to face].
Memudahkan sistem usaha serta kegiatan administrasi pada sebuah lembaga pendidikan karena penerapannya.

Adapun pengaruh negatifnya adalah, berikut poin-poinnya :
Terdapatnya berbagai macam situs-situs yang tidak mendidik, dan membuat pengguna menjadi rusak atau terpengaruh akal pikirannya, seperti situs porno, perjudian dan lain sebagainya.
Membuat penggunanya menjadi malas dalam satu sisi yang lain, akibat kecanggihan teknologi ini, sehingga membuat pengguna malas dalam aktifitas membantu orangtua.
Tindak kriminal, seperti Cybercrime yang dimana kejahatan ini dilakukan seseorang dengan perantara teknologi internet ini, sehingga mencetak generasi yang berpengetahuan tetapi mempunyai moral yang rendah.
 BAB III
KESIMPULAN

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit atau detik, terutama berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang dengan teknologi elektronika. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan.
Perkembangan teknologi itu kemudian berimbas pada dunia pendidikan yaitu mempermudah dunia pendidikan dimana kini telah ada E-learning. E-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas dengan landasan berdasarkan tiga kriteria diantaranya yaitu :
E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi, dan membagi materi atau informasi,
Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui computer dengan menggunakan teknologi internet yang standar,
Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran dibalik paradigma pembelajaran tradisional.
Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat ini memberikan dampak positif dan dampak negatif. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas ruang dan waktu. Dampak negatifnya yaitu terjadinya perubahan nilai, norma, aturan, atau moral kehidupan yang bertentangan dengan nilai, norma, aturan, dan moral kehidupan yang dianut masyarakat.
Menyikapi keadaan ini, maka peran pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak positif dan memperbaiki dampak negatifnya. Pendidikan tidak antipati atau alergi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun sebaliknya menjadi subyek atau pelopor dalam pengembangannya.
  DAFTAR PUSTAKA

Nursid Sumaatmadja, Perspektif Global, Universitas Terbuka, Jakarta, 2005,  hlm.2.26
Dilihatya.com, Pengertian Teknologi Menurut Para Ahli http://dilihatya.com/652/pengertian-teknologi-menurut-para-ahli diakses pada 20 November 2014 pukul 19:15
Erna Nur Elihidayah, Makalah Perkembangan IPTEK dalam Bidang Pendidikan http://ernawannurelihidayah.blogspot.com/2013/11/babi-pendahuluan-a.html diakses pada 18 November 2014 pukul 23:33
Pina Sari, pengaruh teknologi terhadap pendidikan http://pinasari.blogspot.com/2012/12/pengaruh-teknologi-terhadap-pendidikan.html  diakses pada 20 November 2014 pukul 21:23
Syukron Zahidi, TANTANGAN PENDIDIKAN DI ERA GLOBAL http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/tantangan-pendidikan-di-era-global.html diakses pada 18 November 2014 pukul 19:05
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi diakses pada 18 November 2014 pukul 20:00

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME

MAKALAH
FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME
Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Pengantar Filsafat Pendidikan
Prodi Tarbiyah PAI A.1 Semester 5
Dosen Pengampu: Fathur Rohman, M.Pd.I.




Disusun oleh kelompok 3 :
Ahmad Hilmy Zakaria   (213006)
Ana Fuadah           (213016)
Faradila Ajlih                      (213044)




FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’
(UNISNU) JEPARA
2015
 KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadlirat Allah SWT atas segala Rahmat, Taufiq serta Hidayah-Nya, sehingga tersusun makalah yang sederhana ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW semoga kita semua termasuk umat yang kelak akan mendapatkan syafa’atul udzmah-Nya.
Makalah yang berjudul “Filsafat Pendidikan Idealisme” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Filsafat Pendidikan, serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita.
Keberhasilan penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu sehingga terselesaikannya makalah ini.
            Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha dengan segenap kemampuan tetapi kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Karena terbatasnya pengetahuan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
            Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca meskipun jauh dari kesempurnaan.


Jepara, 12 Oktober  2015



                                                                                             Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme 2
Prinsip-Prinsip Aliran Filosofis Idealisme.. 5
Implikasi Aliran Idealisme Terhadap Pendidikan 6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 9
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
 BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Idealisme adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide. Idealisme menganggap, bahwa yang konkret hanyalah bayang-bayang, yang terdapat dalam akal pikiran manusia. Kaum idealisme sering menyebutnya dengan ide atau gagasan.
Dalam konteks pendidikan, paham ini mencita-citakan pemikiran atau ide tertinggi. Di ranah pendidikan dasar, akan didominasi oleh konsep-konsep dan pengertian-pengertian secara devinitif tentang segala sesuatu. Tetapi, menurut psikologi perkembangan peserta didik terdapat tahap-tahap perkembangan pemikiran siswa.
Metode yang digunakan oleh aliran idealisme adalah metode dialektik, syarat dengan pemikiran, perenungan, dialog, dll. Dan akan menjadikan suasana proses belajar mengajar menjadi aktif (active learning).
 Kurikulum yang digunakan dalam aliran idealisme adalah pengembangan kemampuan berpikir, dan penyiapan keterampilan bekerja melalui pendidikan praktis.
Idealisme merupakan suatu aliran yang mengedepankan akal pikiran manusia. Sehingga sesuatu itu bisa terwujud atas dasar pemikiran manusia. Dalam pendidikan, idealisme merupakan suatu aliran yang berkontribusi besar demi kemajuan pendidikan. Hal tersebut bisa dilihat pada metode dan kurikulum yang digunakan. Idealisme mengembangkan pemikiran peserta didik sehingga menjadikan peserta didik mampu menggunakan akal pikiran atau idenya dengan baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.  Dalam makalah ini, penyusun akan mencoba menguraikan lagi tentang hal-hal yang berkaitan dengan aliran filsafat idealisme.

Rumusan Masalah
Apa aliran filsafat pendidikan idealisme itu?
Apa prinsip-prinsip filosofis aliran idealisme?
Bagaimana implikasi aliran idealisme terhadap pendidikan?
Tujuan penulisan
Untuk mengetahui apa itu aliran filsafat pendidikan idealisme.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip filosofis aliran idealisme.
Untuk mengetahui implikasi aliran idealisme terhadap pendidikan BAB II
PEMBAHASAN

Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme
Idealisme merupakan sistem filsafat yang telah dikembangkan oleh para filsuf di Barat maupun di Timur. Di Timur, idealisme berasal dari India Kuno, dan di Barat idealisme berasal dari Plato, yaitu filsuf Yunani yang hidup pada tahun 427-347 sebelum Masehi. Dalam pengertian filsafat idealisme adalah sistem filsafat yang menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul) atau jiwa (spirit) dari pada hal-hal yang bersifat kebendaan atau material. Pandangan-pandangan umum yang disepakati oleh para filsuf idealisme, yaitu:
Jiwa (soul) manusia adalah unsur yang paling penting dalam hidup.
Hakikat akhir alam semesta pada dasarnya adalah nonmaterial.
Filsafat idealisme secara umum disebut sebagai filsafat abad 19. namun sebenarnya konsep-konsep idealisme sudah ada sejak abad 4 masehi, yaitu dalam ajaran Plato. Plato memercayai bahwa segala sesuatu yang dapat diinderai adalah kenampakan semata. Realitas yang sesungguhnya adalah ide-ide, atau bentuk-bentuk asal dari kenampakan itu. Ide-ide itu merupakan dunia “universal abadi” yang tidak berubah. Apa yang nampak hanyalah refleksi atau bayangan dari konsep-konsep yang ada dalam dunia “universal abadi,” maka selalu berubah. Pandangan ini dimulai dari perenungan akan nilai-nilai dari kenampakan yang ada di dunia ini. Plato menyimpulkan bahwa ada nilai dibalik kenampakkan itu, maka tentu yang memberi nilai jauh lebih penting dari pada kenampakkan itu sendiri. Dan ternyata yang memberi nilai atas kenampakkan itu adalah sesuatu yang metafisik, yang tidak nampak, tetapi terus eksis, yaitu ide-ide.
Pada abad 19 pandangan ini kembali mendapat tempat dalam percaturan pemikiran. Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh adalah Hegel. Hegel mengatakan bahwa realitas yang sesungguhnya adalah Jiwa. Jiwa itulah inti dari keberadaan dunia ini. Jiwa mengambil bentuk objektif tertentu sehingga dapat di inderai dengan perantaraan dialektika. Sejarah, alam, pikiran manusia ini adalah refleksi dari Jiwa. Ini berarti Hegel berada pada posisi Idealisme Subjektif/absolut. Disamping idealisme absolut terdapat idealisme objektif. Idealisme objektif menganggap bahwa realitas yang sesungguhnya adalah ide-ide atau gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran manusia. Pikiran manusia menjadi penentu sebuah kebenaran. Segala sesuatu yang dapat di dinderai ini pada dasarnya hanyalah persepsi atau sensasi fisik saja, karena indera tidak mampu secara lengkap mampu memahami seluruh realitas.
Jadi secara umum idealisme adalah pandangan yang menganggap hal yang terpenting adalah dunia ide-ide, sebab realitas yang sesungguhnya adalah dunia ide-ide tersebut. Ide-ide tersebut bisa berupa pikiran-pikiran manusia rasional, bisa juga berupa gagasan-gagasan kesempurnaan, seperti Tuhan, dan Moral tertinggi. Apa yang bisa diindera ini hanyalah bayangan atau imitasi dari ide-ide itu. Oleh karena itu dunia yang dapat di indera ini bersifat tidak tetap. Beranjak dari hal tersebut di atas, maka sejarah, alam, pikiran manusia itu bisa menjadi bernilai atau memiliki makna oleh karena adanya ide dibalik kenampakan. Pada awalnya gereja abad 19 menyambut dengan gembira konsep idealisme ini, karena bagi mereka konsep ini memberikan jawaban rasional atas kritikan materialisme dan sekulerisme. Cara untuk bisa mengetahui kebenaran ini menurut filsuf idealisme adalah intuisi, pernyataan atau wahyu, dan rasio. Hal ini berarti menunjukkan bahwa kritikan beberapa tokoh materialisme yang mengatakan bahwa idealisme pada hakikatnya mengorbankan rasio, atau tidak masuk akal, tidak berdasar.
Menurut Plato, seorang filosof idealisme klasik ( Yunani Purba ), menyatakan bahwa realitas terakhir adalah dunia cita. Hakikat manusia adalah jiwanya, rohaninya, yakni apa yang disebut “mind”. Mind merupakan suatu wujud yang mampu menyadari dunianya, bahkan sebagai pendorong dan penggerak semua tingkah laku manusia. Jiwa ( mind ) merupakan factor utama yang menggerakkan semua aktivitas manusia, badan atau jasmani tanpa jiwa tidak memilki apa – apa

Prinsip-Prinsip Filosofis Aliran Idealisme.
Menurut idealisme bahwa realitas tersusun atas substansi sebagaimana gagasan-gagasan atau ide (spirit).
Menurut penganut idealisme, dunia beserta bagian-bagianya harus dipandang sebagai suatu sistem yang masing-masing unsurnya saling berhubungan. Dunia adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat spiritual.
Realitas atau kenyataan yang tampak di alam ini bukanlah kebenaran yang hakiki, melainkan hanya gambaran atau dari ide-ide yang ada dalam jiwa manusia.
Idealisme berpendapat bahwa manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dari pada materi bagi kehidupan manusia.
Roh pada dasarnya dianggap sebagai suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh atau sukma. Demikian pula terhadap alam adalah ekspresi dari jiwa.
Idealisme berorientasi kepada ide-ide yang theo sentris (berpusat kepada Tuhan), kepada jiwa, spiritualitas, hal-hal yang ideal (serba cita) dan kepada norma-norma yang mengandung kebenaran mutlak.
Oleh karena nilai-nilai idealisme bercorak spiritual, maka kebanyaakan kaum idealisme mempercayai adanya Tuhan sebagai ide tertinggi atau Prima Causa dari kejadian alam semesta ini.





Implikasi Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme terhadap Pendidikan
Hakikat pendidikan
Pada hakekatnya pendidikan bukan hanya mengembangkan dan menumbuhkan, tetapi juga harus menuju pada tujuan yaitu dimana nilai telah direalisasikan ke dalam bentuk yang kekal dan tak terbatas.
Pendidikan adalah proses melatih pikiran, ingatan, perasaan. Baik untuk memahami realita, nilai-nilai, kebenaran, maupun sebagai warisan sosial.

Tujuan pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi siswa. Mengingat bakat manusia berbeda-beda maka pendidikan yang diberikan kepada setiap orang harus sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagi atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan gabungan antar keduanya.
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesame manusia. Karena, dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekedar menuntut hak pribadinya, namun hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. Sedangkan gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.

Pendidik dan peserta didik
Peranan pendidik menurut aliran ini adalah memenuhi akal peserta didik dengan hakikat-hakikat dan pengetahuan yang tepat. Dengan ata lain, pendidik harus menyiapkan situasi dan kondisi yang kondusif untuk mendidik anak didik, serta lingkungan yang ideal bagi perkembangan mereka, kemudian membimbing mereka dengan kasih sayang dan dengan ide-ide yang dipelajarinya hingga sampai ketingkat setinggi-tingginya.
Peserta didik berperan bebas mengembangkan kepribadian dan bakat-bakatnya. (Edward J.Power,1982)[7]. Bagi aliran idealisme, anak didik merupakan seorang pribadi tersendiri, sebagai makhluk spiritual. Mereka yang menganut paham idealisme senantiasa memperlihatkan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari keyakinannya, sebagai pusat utama pengalaman pribadinya sebagai makhluk spiritual.

Kurikulum
Kurikulum pendidikan idealism berisikan pendidikan liberal dan pendidikan vokasional (praktis). Pendidikan liberal dimaksudkan untuk pengembangan kemampuan-kemampuan rasional dan moral. Pendidikan vokasional dimaksudkan untuk pengembangan kemampuan suatu kehidupan atau pekerjaan.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealism lebih memfokuskan pada isi yang objektif, dan disusun secara fleksibel karena perlu mendasarkan atas pribadi anak.

Metode
Mengajar siswa tidak hanya tentang bagaimana berfikir, tapi apa yang siswa pikirkan menjadi kenyataan dalam perbuatan. Metode mangajar hendaknya mendorong siswa untuk memperluas cakrawala, mendorong berfikir reflektif, mendorong pilihan-pilihan moral pribadi, memberikan keterampilan-keterampilan berfikir logis, memberikan kesempatan menggunakan pengetahuan untuk masalah-masalah moral dan sosial, miningkatkan minat terhadap isi mata pelajaran, dan mendorong siswa untuk menerima nilai-nilai peradaban manusia.
Diutamakan metode dialektika (saling mengaitkan ilmu yang satu dengan yang lain), tetapi jika ada metode lain yang efektif dan mendukung dapat dimanfaatkan.
 BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Aliran filsafat pendidikan idealisme
filsafat idealisme adalah sistem filsafat yang menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul) atau jiwa (spirit) dari pada hal-hal yang bersifat kebendaan atau material. Pandangan-pandangan umum yang disepakati oleh para filsuf idealisme, yaitu: Jiwa (soul) manusia adalah unsur yang paling penting dalam hidup. Dan hakikat akhir alam semesta pada dasarnya adalah nonmaterial.
Jadi secara umum idealisme adalah pandangan yang menganggap hal yang terpenting adalah dunia ide-ide, sebab realitas yang sesungguhnya adalah dunia ide-ide tersebut. Ide-ide tersebut bisa berupa pikiran-pikiran manusia rasional, bisa juga berupa gagasan-gagasan kesempurnaan, seperti Tuhan, dan Moral tertinggi

Prinsip-prinsip aliran filosofis idealisme
Realitas tersusun atas substansi sebagaimana gagasan-gagasan atau ide (spirit). .
Realitas atau kenyataan yang tampak di alam ini bukanlah kebenaran yang hakiki, melainkan hanya gambaran atau dari ide-ide yang ada dalam jiwa manusia.
Idealisme berpendapat bahwa manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dari pada materi bagi kehidupan manusia.
Idealisme berorientasi kepada ide-ide yang theo sentris (berpusat kepada Tuhan), kepada jiwa, spiritualitas, hal-hal yang ideal (serba cita) dan kepada norma-norma yang mengandung kebenaran mutlak.

Implikasi aliran filsafat pendidikan idealisme terhadap pendidikan
Hakikat pendidikan
Pada hakekatnya pendidikan bukan hanya mengembangkan dan menumbuhkan, tetapi juga harus menuju pada tujuan yaitu dimana nilai telah direalisasikan ke dalam bentuk yang kekal dan tak terbatas.
Tujuan pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi siswa. Mengingat bakat manusia berbeda-beda maka pendidikan yang diberikan kepada setiap orang harus sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Pendidik dan peserta didik
Pendidik bertanggungjawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan melalui kerja sama dengan alam.
Peserta didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan dasarnya.
Kurikulum
Kurikulum pendidikan idealism berisikan pendidikan liberal dan pendidikan vokasional (praktis).
Metode
Diutamakan metode dialektika (saling mengaitkan ilmu yang satu dengan yang lain), tetapi jika ada metode lain yang efektif dan mendukung dapat dimanfaatkan.

Saran
Demikian yang dapat kami paparkan  mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Untuk mengetahui lebih dalam ada baiknya mahasiswa lebih banyak membaca buku-buku yang terkait dengan makalah ini.
 DAFTAR PUSTAKA

Barnadib, Imam. Filsafat Pendidikan (sistem dan metode). (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Ilmu pendidikans, 1987)
Ramayulis dan  Samsul Niza. Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sisitem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya. (Jakarta: Kalam Mulia, 2009)
Sholi, Robbi. http://robisevilla.blogspot.co.id/2013/04/pengaruh-idealisme-dalam-pendidikan_5431.html  diakses pada tanggal 12 oktober 2015 pukul 08.35
Usiono. Aliran – Aliran Filsafat Pendidikan. (Medan: Perdana Publishing, 2011)