PENINGKATAN MUTU
PENDIDIKAN
BERBASIS KOMPETENSI
DisusunGuna Melengkapi Tugas Mata Kuliah “Manajemen Pendidikan”
Dosen pengampu: Sukarman,
M.Pd.I

Disusun oleh:
Ana Fuadah

FAKULTAR TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar.
Sholawat serta salam kami haturkan pada Nabi Muhammad SAW, yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya besok di hari kiamat.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Management Pendidikan yang diampu oleh Sukarman, M. Pd. I
Terima kasih kami sampaikan kepada orang tua, teman-teman semua dan
pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan dan pengerjaan makalah ini,
sehingga makalah ini bisa terselesaikan.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberikan manfa’at bagi
kami dan bagi semua pembaca pada
umumnya. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan yang mungkin kami sengaja dan tidak sengaja, untuk itu kami mohon
maaf bila tejadi kekeliruan dalam penulisan makalah ini.
Jepara, 25 maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
1
A.
Latar Belakang............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C.
Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2
Pengertian
Kurikulum Berbasis Kompetensi............................................................. 2
A.
Hakikat Mutu Pendidikan............................................................................ 3
B.
Management Strategi................................................................................... 4
1.
Konsep Manajement Strategi................................................................ 5
2. Penyusunan Manajement Strategi ......................................................... 6
3. Implementasi Manajement Strategi........................................................ 6
4. Dimensi Kualitas ................................................................................... 6
5.
Fokus Pada Pelanggan........................................................................... 7
BAB III PENUTUP................................................................................................ 8
A.
Kesimpulan.................................................................................................. 8
B.
Penutup ....................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Sedikitnya terdapat
lima sifat layanan yang harus diwujudkan agar pelanggan puas meliputi : (1)
keterpercayaan (realiability);blayanan sesuai dengan yang dijanjikan; (2)
keterjaminan (assuranace); mampu menjamin kualitas layaynan yang diberikan; (3)
penanpilan (tangible); iklim sekolah yang kondusif; (4) perhatian (emphaty);
memberikan perhatian penuhkepada peserta didik; (5) ketanggapan
(responsiveness); cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik. Dari uraian
diatas, tampak bahwa manajemen merupakan suatu hal yag sangat penting dalam
pendidikan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secaar efektif dan efisien jika
ditunjang oleh manajemen strategi peningkatn mutu pendidikan yang tepat,
sehingga peningkatan mutu pendidikan nasional dapat diwujudkan.
- RUMUSAN MASALAH
Membahas tentang upaya yang dilakukan dalam
meningkatkan mutu suatu pendidikan dalam sebuah lembaga pendidikan yang
berbasis kompetensi yang diimplementasikan dalam lembaga pendidikan untuk
mewujudkan kualitas pendidikan yang bermutu.
- TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan ini merupakan sebagai bahan
perkuliahan serta sebagai tugas dalam mata kuliah manajemen pendidikan dan
sebagai bahan diskusi yang akan dipresentasikan.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat
rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai
oleh siswa, penilaian , kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan.[1]
Seseorang dikatakan memiliki kompetensi tertentu,
apabila ia bukan hanya sekadar tahu tentang sesuatu akan tetapi bagaimana implikasi dan
implementasi pengetahuan itu dalam pola perilaku atau tindakan yang ia lakukan.
Dengan demikian maka kompetensi pada dasarnya merupakan perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak.[2]
Tujuan dari KBK adalah mengembangkan potensi peserta
didik untuk menghadapi perannya dimasa yang akan datang dengan mengembangkan
sejumlah kecakapan hidup (life skill)
yaitu kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi
problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian
secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi sehingga akhirnya
mampu mengatasinya.[3]
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dinamis,
berkembang secara terus menerus sesuai dengan pengalaman siswa. Semakin banyak
pengalaman yang dimiliki siswa, maka akan semakin kaya , luas dan sempurna
pengetahuan mereka. Suatu pengetahuan akan bermakna jika diperoleh dari pengalaman
melalui proses asimilasi dan akomodasi. Pengalam yang diperoleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain seperti
hasil daripenuturan guru, hanya akan mampir sesaat untuk diingat dan setelah
itu dilupakan. Oleh sebab itu dalam konteks KBK, membelajarkan siswa tidak
cukup hanya dengan memberitahukan akan tetapi mendorong siswa untuk melakukan
suatu proses melalui berbagai aktivitas yang dapat mendukung terhadap
pencapaian kompetensi. [4]
A.
Hakikat mutu pendidikan
Secara umum mutu dapat diartikan sebagai gambaran dan karakteristik
menyeluruh darri barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan,
pengertian mutu mencakup input, proses dan output pendidikan (depdiknas, 2001).
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karna
dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimksud berupa sumber daya
dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya
proses. Input sumber daya meliputi sumber daya manusia ( kepala sekolah, guru
termasuk guru BP, karyawan, siswa ) dan sumber daya selebihnya (peralatan,
perlengkapan, uang, bahan dan sebagainya). Input perangkat lunak meliputi
struktur organisasi sekolah, peratuuran perundang-undangan, deskripsi tugas,
rencana dan program. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan dan
sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah. Kesiapan input sangat
diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi
rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi
tingkat kesiapan input, maka tinggi pula mutu input teersebut.
Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu mejadi sesuatu yang lain.
Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedang
sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikro
(tingkat sekolah), proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program,
proses belajaar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatn bahwa
proses belajar mengajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibandingka
dengan proses proses lainnya.
Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian
serta pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang,peralatan dan
sebagainya) dilakukan secara harmonis, sehingga maampu menciptakan situasi
pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi
dan minat belajar, dan benar benar mamapu memberdayakan peserta didik. Kata
memebrdayakan mengandung arti bahwa pserta didik tidak sekedar menguasai
pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetap pengetahuan terseut juga
telah menjadi muatan nurani peserta didik,dihayati, diamalkan dalamkehidupan
sehari hari, dan yang lebih penting lagi peserta didk tersebut mampu belajar
cara belajar (mampu mengembangkan dirinya)
Output pendidikan berupa prstasisekolah yang dihasilkan oleh
proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat dikatakan berkualitas serta
bermutu apabila prestasi sekolah dari siswa menunjukkan pencapaian yang tinggi
dalam bberapa hal meliputi : prestasi akademik dan non akademik, lomba lomba
akademik.
Mutu pendidikan merupakan isu central yang terdapat dalam pendidikan
nasional, yaitu rendahnya mutu pendidikan. Dengan adanya persoalan tersebut pemerintah
telah berupaya untuk mengatasi hal tersebut dengan mengadakan pelatihan
pelatihan juga peningkatan kompetensi guru dan pengadan buku, sarana penunjang
lainnya yang berkaitan denagn pendidikan. Upaya tersebut tidak dapat dirasaka
oleh seluruh sekolah akan tetapi ada beberapasekolah dikota kota yang
membuahkan hasil yang menggembiraka.
B.
Manajemen strategi
Mutu pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya
manusia yang penting bagi pembangunan nasional danjuga merupakan masa depan pendidikan
berkualitas pada masa kini, pendidikan tersebut hanya akan muncul apabila
terdapat lembaga pendidikan yang berkualitas.
Manajemen peningkatan mutu
pendidikan merrupakan suatu metode peningkatan mutu yang bertumpu pada lembaga
itu sendiri, engaplikasikan sekumpulan teknik, mendasaarkan pada ketersediaan
kuantitatif dan kualitatif, dan pemberdayan semua komponen lembaga pendidikan
untuk secara bersinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi
guna memenihi kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
1.
Konsep Manajemen Strategi
Perkembangan yang
terjadi dalam berbagai aspek kehidupan cenderung menimbulkan permasalahan dan
tatangan-tantangan baru, yang variasi dan intensitasnya cenderung meningkat.
Keadaan ini akan membawa dampak pada luas dan bervariasinya tugas-tugas
pengelolaan pendidikan. Pengelolaan pendidikan dewasa ini sudh tidak dapaat
memadai lagi, apalagi untuk menjangkau jauh ke depan sesuai dengan tuntutan
terhadap peranan pendidikan yang sesungguhnya. Oleh sebab tersebut itulah sangatlah
dibutuhkan konsep Strategic management & Trategic Planning dalam
pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat mengurangi adanya stagnasi bagi
akselerasi pembangunan pendidikan.
Berikut merupakan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar tentang manajemen strategis dikemukakan
Wheelen and Hunger (1995) sebagai berikut:
a.
Manajemen strategis yang meliputi pengamatan
lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi, serta evaluasi dan
pengendalian.
b.
Analisis factor-faktor strategis dengan
menggunakan prinsip SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat).
c.
Strategi yang berhubungan dengan masa depan
memiliki 3 karakteristik, yaitu: Rare, merupakan keputusan-keputusan
strategis yang tidak biasa dan khusus, serta tidak dapat ditiru.
Consequentital, merupakan keputusan-keputusan strtegis yang memasukkan sumber
daya penting dan menuntut banyak komitmen. Directive, merupakan
keputusan-keputuan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk
keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan di masa yang akan datang.
d.
Dikembangkan dalam empat tahap mulai dari
perencanaan, implementsi, evaluasi, dan pengendalian.
e.
Mempunyai kinerja yang lebih baik dibanding
dengan yang tidak menggunakan manajemen strategi.
f.
Mempunyai 3 level strategi yang berinteraksi
dan terintegrasi dengan baik untuk keberhasilan.
2.
Penyususnan manajemen strategi
Penyusunan manajemen strategi dapat dilakukan
dalam tiga (3) tahap yaitu, diagnosis, perencanaan dan penyusunan dokumen
rencana. Rencana strategis yang
dirumuskan dalam jabaran visi, misi, isu utama dan strategi pengembangan harus
dijadikan sebagai pedoman dalam mengembangkan rencana operasional.
3.
Implementasi Manajemen Strategi
Judson (1966) menjelasskan lima langkah
penting untuk mengimplementasikan manajemen strategis, yakni (1) menganalisis
dan merencanakan perubahan (2) mengkomunikasikan perubahan, (3) mendorong
perubahan, (4) mengembangkan inisiasi massa transisi, (5) mengkonsolidasikan
kondisi baru dan tindak lanjut.
4.
Dimensi Kualitas
Sebagai salah satu bentuk jasa yang melibatkan
interaksi tinggi antara penyedia dan pemakai jasa, terdapat lima dimensi pokok
yang menentukan kualitas penyelenggara pendidikan, yaitu:
a.
Keandalan (reliability), yakni kemampuan
memberikan pelayanan yang dijanjikan secara tepat waktu, akurat, dan memuaskan.
b.
Daya tangkap (responsiveness) yaitu kemampuan
tenaga para tenaga kependidikan untuk membantu para peserta didik dan
memberikan pelayanan dengan tanggap.
c.
Jaminan (assurance) mencakup pengetahuan,
kompetensi, kesoppanan, respek terhadap pelanggan, dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki tenaga kependidikan, bebas dari bahaya, risiko atau
keragu-raguan.
d.
Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para
pelanggan.
e.
Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas
fisik, perlengkapan, tenaga kependidikan, dan sarana komunikasi.
5.
Focus pada Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan factor yang
penting. Oleh sebab itu identifikasi pelanggan penyelenggara pendidikan dan
kebutuhan mereka merupakan aspek krusial.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam
mengelola proses pembelajaran, dan lebih khusus lagi adalah proses pembelajaran
yang terjadi di kelas. Sesuai dengan prinsip otonomi dan Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), pelaksana pembelajaran, dalam hal ini guru,
perlu diberi keleluasaan dan diharapkan mampu menyiapkan silabus, memilih
strategi pembelajaran, dan penilaiannya sesuai dengan kondisi dan potensi
peserta didik dan lingkungan masing-masing. Berdasarkan pertimbangan tersebut
maka perlu dibuat buku pedoman cara mengembangkan silabus berbasis kompetensi.
Pedoman pengembangan silabus yang meliputi dua macam, yaitu pedoman umum dan
pedoman khusus untuk setiap mata pelajaran.
B.
Penutup
Demikian
makalah Manajemen Pendidikan yang telah disusun. Semoga apa yang disampaikan
dapar bermanfaat. Kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini
kami perlukan karena kami jauh dari kata sempurna. Terima
kasih
DAFTAR PUSTAKA
Wina Sanjaya.
Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. KencanaPrenada
Media Group. Jakatra. 2011
Prof. dr. H.E mulyasa,
M.Pd. menajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. PT. Bumi Aksara. Jakarta. 2012