MAKALAH
PANDANGAN
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM TENTANG TUHAN,
MANUSIA, DAN ALAM
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Abdur Rozak Alkam

Disusun Oleh Kelompok 3 :
1. Aang Ponco Samudro (131310000714)
2. Amik lutfiana (131310000727)
3. Ana Fuadah (131310000729)
4. Anis Rahmawati (131310000731)
5. Annisah Shofiah (131310000732)
Semester/ Kelas : VII/A1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA' (UNISNU)
TAHUN 2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Tema
sentral dari filsafat pendidikan adalah pemahaman hubungan antara Tuhan,
Manusia, dan Alam. startnya adalah Tuhan dan berakhir pula pada Tuhan. Manusia
merupakan actor penerima atau pengelola ciptaan Tuhan, sedangkan alam sebagai
sarana manusisa berbuat untuk menuju kembali pada Tuhan. Ketiganya memuat
hubungan yang sinergis, masing-masing ketiga actor tersebut memiliki peran yang
saling kait mengait antara yang menguntungkan atau merugikan.
Kemampuan
manusia untuk mengelola alam dan menerjemahkan wahyu Tuhan adalah wujud dari
sikap yang harmonis. Kemampuan manusia mengelola alam akan tetapi tidak mampu
menerjemahkan wahyu Tuhan dianggap sebagai bentuk penyimpangan karena manusia
mengabaikan penciptanya. Di sisi yang lain, kemampuan manusia menerjemahkan
wahyu Tuhan akan tetapi tidak mampu menerjemahkan alam dianggap sebagai bentuk
pengingkaran terhadap fasilitas yang diberikan kepada manusia oleh Tuhan. Oleh
karenanya diperlukan pemahaman komplit antara ketiganya.[1]
Lebih lengkapnya akan kami bahas dalam makalah kami, yang berjudul Pandangan Filsafat Pendidikan Islam tentang
Tuhan, Manusia, Dan Alam.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Pandangan
Filsafat Pendidikan Islam tentang Tuhan ?
2.
Bagaimana Pandangan
Filsafat Pendidikan Islam tentang Manusia ?
3.
Bagaimana Pandangan
Filsafat Pendidikan Islam tentang Alam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Filsafat Pendidikan Islam
Istilah Filsafat berasal dari bahasa Yunani,
terdiri dari kata philos yang berarti
cinta, mencintai atau menginginkan dan sophia
yang berarti kebijaksanaan atau kebenaran. Dengan demikian, secara
etimologi, filsafat berarti mencintai kebenaran atau mencintai kebijaksanaan.
Menurut UU no 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Filsafat Pendidikan adalah aktivitas pemikiran
teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun konsep
pendidikan, menyelaraskan dan mengharmonisasikannya serta menerapkan
nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang ingin dicapainya.
Selanjutnya jika dihubungkan dengan kata Islam,
yakni menjadi filsafat pendidikan Islam, maka kata “Islam” mengandung arti
sifat, karakter, ideologi, cita-cita, atau identitas, yakni filsafat pendidikan
yang didasarkan pada ajaran Islam yang mengandung prinsip-prinsip ajaran tauhid.
Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam adalah
filsafat pendidikan yang prinsip-prinsip dan dasarnya yang digunakan untuk
merumuskan berbagai konsep dan teori pendidikan islam didasarkan pada
prinsip-prinsip ajaran Islam.[2]
B.
Pandangan
Filsafat Pendidikan Islam tentang Tuhan, Manusia dan Alam
1.
Pandangan
Filsafat Pendidikan Islam tentang Tuhan
1) Kepercayaan
Kepada Tuhan
Pembicaraan
tentang Tuhan dengan berbagai aspek-Nya bukan saja menjadi topik utama dalam
kajian fisafat Islam, melainkan juga menjadi kajian utama dalam Ilmu Kalam,
Tasawuf dan bidang studi Islam lainnya. Berbagai pandangan tentang Tuhan yang
dikaji dalam berbagai ilmu tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
a.
Kajian
tentang Tuhan dan Ilmu Kalam
Di kalangan para
ahli ilmu kalam, kajian terhadap Tuhan, terutama dalam dari segi sifat dan
perbuatan-Nyadilakukan sangat mendalam.Berbagai dalil, baik yang bersumber pada
Al-Qur’an, al-Sunnah, fenomena alam, sejarah, filsafat, dan lainnya telah
digunakan. Demikian pula berbagai aliran dan mazhab yang disebabkan karena
perbedaan dalam memahami tentang relasi manusia dan alam dengan Tuhan, telah
melahirkan aliran yang sepenuhnya tunduk kepada Tuhan (Jabariyah), aliran yang
memiliki kebebasan ntuk menentukan berbagai pilihan antara mengikuti atau tidak
mengikuti Tuhan (Qodariyah), dan aliran yang memadukan antara mengikuti
kehendak Tuhan dan kehendak manusia telah berkembang sedemikian rupa. Namun
demikian perdebatan tentang Tuhan yang dilakukan berbagai aliran tersebut tidak
membawa mereka keluar dari Islam.
b.
Kajian
tentang Tuhan dalam Ilmu Tasawuf
Dikalangan para
ahli tasawuf kajian tentang Tuhan tampak lebih mendalam lagi. Dalam Ilmu Taswuf
yang dipentingkan bukan hanya sekedar mengetahui sifat dan perbuatan Tuhan,
tetapi yang lebih dipentingkan lagi adalah dapat mengethui, memahami, mengenal,
mendekati, mencintai dan dicinta Tuhan bahkan bahkan dapat berkomunikasi dan
bersatu secara batiniah dengan Tuhan.beberapa dalil Al-Qur’an dan hadis yang
menjadi sumber lahirnya ilmu tasawuf.
Di kalangan paa
ahli tasawuf, bahwa mengenal dekat, dan cinta kepada Tuhan tidak hanya
dilakukan dengan menunjukan amal ibadah dan perbuatan yang baik, melainkan
disertai dengan sejumlah amalan yang khusus di luar ketentuan ibadah yang
umumnya dikerjakan manusia.
c.
Kajian
tentang Tuhan dalam Filsafat Islam
Kajian tentang
Tuhan dalam filsafat Islam, antara lain dapat dilihat dari pemikiran filsafat
yang dikemukakan para filusuf Islam. Seperti al-Kindi, al-Farabi, dan Ibn Sina.
Tuhan bagi
al-Kindi adalah Pencipta dan bukan penggerak pertama sebagai pendapat
Aristoteles. Sedangkan al-Farabi berpendapat, bahwa Tuhan bersifat Maha Satu,
tidak berubah, jauh dari materi, jauh dari arti banyak, Maha Sempurna dan tidak
berhajat pada papun. Alam jagat raya terjadi terjadi dengan cara emanasi
(pancaran).
2)
Hubungan Keimanan kepada Tuhan dengan
Pendidikan
Pemhaman
terhadap keesaan Tuhan dengan segala sifat-Nya memiliki hubungan yang erat dlam
rangka mengembangkan pemikiran pendidikan. Hubungan tersebut dapat dikemukakan
dengan analisis sebagai berikut.
Pertama,berkaitan
dengan visi, misi, an tujuan Imankpada Tuhan akan memengaruhi visi pendidikan,
yaitu menjadikan pendidikan sebagai sarana yang unggul dan kredibel dalam
membentuk manusia yang dapat melaksanakan
fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bum. Sedangkan misinya antara
lain membentuk manusia agar beribadah kepada Allah swt,; manusia yang mampu
mengelola alam jagat raya untuk kemaslahatan manusia, manusia yang mengerjakan
perbuatan yang diperintahkan Allah swt. dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan
tujuannya adalah membentuk manusia yang beriman, bertakwa, berbudi pekerti yang
luhur, menjadi hamba Allah swt., menjadi orang yang seimbang dalam hubungannya
dengan Tuhan dan dengan sesama manusia, manusia yang sehat jasmani rohaninya,
manusia yang berbudi pekerti mulia dan manusia yang rela berjuang dijalan Allah
swt.
Kedua,
berkaitan dengan ideologi pendidikan, yaitu cita-cita dan tujuan tertinggi
dalam pendidikan Islam yang selanjutnya menjiwai seluruh komponen pendidikan.
Iman kepada Tuhan akan menjadi landasan ideologi pendidikan yang humanisme
teocentris, yakni pendidikan yang bukan semata-mata didasrkan pada nilai-nilai
yang berasal dari akal pikiran manusia, melainkan juga nilai-nilai yang didasarkan
pada kehendak Allah swt. Dalam Islam pendidikan ditentukan oleh usaha manusia
dan kehendak Tuhan, atau konvergensiplus, yakni konvergensi yang berdasarkan
nilai-nilai ketuhanan.
Ketiga,
berkaitan dengan sifat dan karakter pendidikan dan peserta didik. Iman kepada
Tuhan mengharuskan para pendidik dan peserta didik memiliki sifat-sifat
sebagaimana sifat-sifat yang dimiliki Tuhan. Sifat-sifat Tuhan atau nama-nama
Tuhan yang baik (Asma al-Husna) 20 sifat atau 99 sifat sebagaimana terdapat
dalam asma al-husna sebaiknya tidak hanya di hafal atau diketahui artinya,
melainkan yang lebih penting lagi dihayati dan diamalkan kandungannya.
Keempat,
berkaitan dengan sumber-sumber pendidikan Iman kepada Allah swt. mengajarkan
bahwa alam jagat raya dengan segala isinya berupa bumi, langit, gunung, tanah,
air, api, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan benda-benda lainnya yang, seperti
emas, perak, tembaga, platina, gas, minyak bumi, dan sebagainya adalah
cipaan-Nya.
2.
Pandangan
Filsafat Pendidikan Islam tentang Manusia
1)
Pemikiran
Tentang Manusia dan Hubungannya dengan Pendidikan
Terdapat
sejumlah pemikiran yang melatarbelakangi perlunya mengkaji filsafat manusia
dalam hubungannya dengan pendidikan, sebagai berikut:
Pertama,
bahwa pembahasan tentang manusia amat erat dengan kaitannya dengan pendidikan.
Pendidikan dilakukan oleh manusia dan untuk manusia.
Kedua,
bahwa dalam merumuskan berbagai komponen pendidikan, mulai dari visi, misi,
tujuan, kurikulum, tenaga pendidik, peserta didik, proses belajar mengajar,
kepemimpinan, pengelolaan, dan lingkungan senantiasa bertitik tolak dari
pandangan atau pemikiran tentang manusia.
Ketiga,
bahwa masalah manusia adalah masalah yang selalu dibicarakan oleh manusia
sendiri yang tak habis-habisnya dan sungguh misterius.
Keempat,
sebagiman telah dikemukakan sebelumnya, bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang
memiliki hubungan (inter relation) dengan berbagai cabang ilmu lainnya,
termasuk dengan filsafat. Kelima, bahwa pendidikan dari waktu ke waktu
senantiasa dihadapkan kepada berbagai masalah sebagai akibat dari kuatnya
pengaruh tarikan eksternal terhadap dunia pendidikan, sehingga pendidikan
tersebut keluar dari jalurnya, atau tidak lagi mengemban misi utama pada awal
kelahirannya. Keenam, di kalangan para ahli terdapat sejumlah masalah tentang
manusia dan dengan hubungannya dengan pendidikan.
2)
Manusia
Menurut Para Ahli
Terdapat
berbagai cara pandangan di kalangan para ahli dalam melihat manusia, sebagai
berikut:
a.
Manusia
Menurut Ilmu Antropologi
Bagi kalangan
antropologi misalnya, melihat manusia berdasarkan teori evolusi. Menurutnya,
bahwa semua mahluk termasuk manusia pada mulanya muncul dari satu sel yang amat
sederhana, kemudian berproses dan berevolusi secara bertahap menuju taraf yang
lebih sempurna, dan dalam proses evolusi tersebut terdapat hukum berjuang dan
bertahan untuk hidup (the preservation of favoured rase in the strugle for
life, atau the origin of species by means of natural selection), yakni mahluk
yang lemah dengan sendirinya akan hilang atau lenyap digantikan oleh mahluk yang
lebih kuat.
b.
Manusia
Menurut Ilmu Sosiologi
Selanjutnya bagi
kalangan sosiologi, manusia adalah makhluk hidup, dan kehidupannya tidaklah
dapat dipisahkan dari hidup berkelompok. Sadar tidak sadar, manusia dari
semenjak lahir sudah membutuhkan kelompok atau orang lain.
Setelah manusia
(individu-individu) berada dalam suatu masyarakat yang tinggal pada suatu
tempat, tidaklah diperlukan suatu hukum untuk mengatur atau mengawasi
kelakua-kelakuan dalam anggota masyarakat, selama kelakuan para anggotanya
masih dapat dikontrol secara informal, oleh hukum adat istiadat.
c.
Manusia
Menurut Ilmu Psikologi
Menurut Morris
L. Bigge dan Maurice P. Hunt, sebagaimana dikutip oleh Nana Syaodih
Sukmadinata, bahwa pandangan manusia menurut ilmu sosial dapat dibagi ke dalam
tiga teori, yaitu teori disiplin mental, behaviorisme, kognitif Gestalt Field
dan konvergensi.
d.
Manusia
Menurut Para Filusuf
Menurut para
filusuf pada umumnya, manusia adalah
makhluk yang dapat berpikir, dan dengan berpikirnya ini, manusia menunjukkan
eksistensi dan perannya. Menurut para filusuf, bahwa manusia lahir dengan
potensi kodratnya berupa cipta, rasa dan karsa.
e.
Manusia
Menurut Islam
Sebagai agama
yang bersifat sempurna, seimbang, dan berdasarkan pada dalil naqli (wahyu) dan
hadis Nabi Muhammad Saw., serta ijma ulama atau qiyas (pemikiran) atau
menghargai akal pikiran dan usaha manusia, Islam dapat mempertimbangkan seluruh
pendapat tentang manusia tersebut dengan beberapa catatan sebagai berikut:
Pertama, Islam
mengakui, bahwa proses penciptaan manusia terjadi melalui proses atau evolusi.
Kedua, islam
mengakui atau menerima pendapat para sosiolog yang mengatakan bahwa manusia
sebagai makhluk sosial, atau makhluk yang keberadaan dan keberlangsungan
hidupnya membutuhkan keberadaan orang lain.
3)
Hubungan
Filsafat Manusia dengan Berbagai Komponen Pendidikan
Informasi
tentang manusia dengan berbagai potensi yang dimilikinya sebagaimana diatas.
Hubungan antara konsep manusia dengan berbagai komponen pendidikan dapat
dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
a.
Visi,
Misi, Tujuan, dan Hakikat Pendidikan
Visi adalah
jawaban dari pertanyaan kita akan menjadi apa? Sedangkan misi adalah jawaban
atas pertanyaan apa yang akan dikerjakan? Kemudian tujuan adalah jawaban dari
pertanyaan apa yang akan kita capai? Dan hakikat adalah pertanyaan dari
pertanyaan apakah esensi masalah tersebut?.
b.
Kurikulum
Pendidikan
Muatan kurikulum
yang harus diberikan kepada peserta didik adalah mata pelajaran yang terkait
dengan pengembangan intelektual dan keterampilan, materi yang terkat dengan pengembangan
spiritual, materi yang terkait dengan pengembangan emosional, materi yang
terkait dengan pengembangan kecerdasan sosialnya, serta materi yang terkait
dengan pembinaan fisiknya.
c.
Metode
Proses Belajar Mengajar
Proses belajar
mengajar pada dasarnya adalah kegiatan interaksi dan komunikasi antara guru dan
murid dalam rangka menyampaikan ilmu pengetahuan, wawasan dan sebagainya.
Proses belajar mengajar yang baik adalah proses belajar yang menyenangkan,
menggairahkan, mencerahkan, dan efektif.
d.
Kompetensi
Guru
Kompetensi guru
adalah istilah yang mengacu kepada kecakapan atau kemampuan para guru yang
mendukung pelaksanaan tugasnya.
3. Pandangan Filsafat Pendidikan Islam tentang Alam
1)
Berbagai Teori
tentang Alam Jagat Raya
Menurut Murthada
Munthahhari, bahawa pada umumnya ada tiga macam konsepsi tentang alam semesta,
ataui interpretasi manusia tentang alam semesta. Sumber intrepretasi ini ada
tiga hal: ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama. Denagn demikian, dapat
dikatakan bahawa ada tiga macam konsepsi tentang alam semesta: konsepsi ilmiah,
konsepsi filsufis, dan konsepsi religius.
Pertama,
konsepsi alam jagat raya menurut ilmu penggetahuan dapat membantu manusia
membentuk pendapat. Konsepsi ilmu pengetahuan tentang alam semseta didasarkan
pada dua hal:teori dan eksperimen. Untuk mengetahui dan menafsirkaan fenomena,
yang pertama kali terbesit dibenak ilmun adalah teori, kemudian denga didasaran
teori, dia melakukan eksperimen dilaboratorium. Jika teori itu dibenarkaan oleh
eksperimen, maka teori tersebut diterima sebagai prinsip ilmiah, dan akn terus
absah sampai ada teori baru yang lebih baik dan lebih komprehensif yang
dikuatkan oleh eksperimen. Bila teori baru lebih komprehensif muncul, maka
teori lama jadi tidak absah.
Konsepsi ilmu
pengetahuan tentang alam semesta, mengingatkan keterbatasannya yang diakibatkan
oleh alat-alat ilmu pengetahuan (teori dan eksperimen), tak mampu menjawab
sejumlah pertanyaan, yang jawaban pastinya penting sekali bagi ideologi. Yang
dipat dijawab oleh ilmu pengetahuan hanyalah pertanyaan-pertanyaan yang
terbatas dan tertentu. Ilmu pengetahuan tak dapat memberikan gambaran umum
tentang alam semesta. Ilmu pengetahuan hanya menjelaskan sebagian kecil tentang
alam semesta, yaitu bagian yang hanya dapat diobservasi dan diuji coba.
Kedua,
konsepsi alam semesta menurut filsafat tidak bersifat terperinci dan spesifik
sebagaimana halnya ilu pengetahuan. konsepsi alam semesta menurut filsafat
didasarkan pada sejumlah prinsip yang jelas, yakni universal (menyeluruh),
komprehensif,(mencakup semua aspeknya), holistik (semua aspek yang saling
berkaitan), mendalam, rasional dan spekulatif dan menjelajah. denagn demikian,
menurut filsafat ini, semua aspek tentang alam semesta dikaji secara seksama.
namun demikian, kajian tentang alam semesta menurut filsafat umum ini tidak
akan sampai kepada penemuan tentang pencipta aam ini akan dijumpai pada kajian
filsafat Islam.
Al Farabi dan
Ibn sina sependapat bahwa alam jagat raya adalah diciptakan oleh Allah Swt
melalui teori emanasi (pancarannya), kedua tokoh tersebut berusaha menjelaskan
alam jagat raya yang demikian banyaknya itu berusaha menghindari terjadinya
faham menyekutukan atau menyerupakan Allah dengan alam ciptaan-Nya itu. kedua
tokoh tersebut berusaha menjelaskan dari yang Maha Esa (Allah swt) bisa terjadi
alam raya yang banyak, tapi tidak terjerumus kedalam paham musyrik.
Melalui emanasi
tersebut terdapat beberapa catatan sebagai berikut :
1) Bahwa
alam jagat raya yang terdiri dari planit-planit, materi asal yang kemudian
menjadi benda-benda keras, tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia itu adalah
diciptakan oleh allah swt melalui proses ta’aqqul (berpikir) yang dapt dipahami
sebagai sifat iradat dan kuadrat-Nya, yakni dengan iradat dan kuadrat-Nya
itulah terciptanya alam. penciptaan ini tidak langsung dari zat Allah swt
melainkan dari sifat-sifat-Nya. dengan cara demikian, maka zat Allah yang maha
Esa tidak akan terganggu keesaannya, dan dengan demikian tidak akan terjerumus
kedalam paham musyrik.
2) bahwa
alam jagat raya itu amat beragam dan kaya jenisnya, yang kesemuannya itu mat
dibutuhkan oleh manusia.
3) bahwa
didalam konsep emanasi tersebut terdapat filsafat tentang wujud, yakni wujudlah
yang menyebabkan esensi tentang sesuatu menjadi tampak dalam realita.
Ketiga, konsepsi
alam raya menurut agama islam, jauh lebih lengkap dibandingkan dengan konsepsi
alam menurut ilmu pengetahuan dan filsafat. Islam menggambarkan alam raya tidak
hanya dari segi jenis dan macamnya, melainkan juga dari segi proses
penciptaannya, sifat dan karakter yang dimilikinya, kedudukan, maksud dan
tujuan penciptaanya.
Dari segi jenis
dan ragamnya, Al Quran menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan alam adalah
segala sesuatu yang selain Allah, atau segala sesuatu yang diciptakan Allah.
menurut islam, bahwa alam raya bukan hanya planit-planit, melainkan juga alam
yang ghaibat, seperti alam akhirat, alam kubur, surga, neraka, malaikat, jin,
setan. Dengan demikian, macam dan ragam alam menurut islam jauh lebih lengkap
lagi.
Selanjutnya dari
segi proses penciptaannya, Al-Quran menyatakan bahwa langit dan bumi pada
mulanya adalah satu kesatuan (gumpalan0, lalu gumpalan tersebut dipecahkan, dan
pecahan-pecahan tersebut berekspresikan dan saling menjauh yang selanjutnya
membentuk planit-planit, dan segenap benda-benda alam lainnya.
Dari segi sifat,
dan karakternya, islam menginformasikan tentang alam dengan amat lengkap, dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1)
Patuh dan tunduk
kepada Allah
Alam jagat raya patuh dan tunduk pada hukum yang ditetapkan Tuhan
didalamnya (Sunnatullah). Misalnya, tubuh fisik manusia, tunduk pada hukum
pertumbuhan, mulai dari sperma, ovum, janin, lahir sebagai bayi, anak-anak,
remaja, dewasa, tua, lanjut usia dan akhirnya mati.
2)
Memiliki Ukuran
yang Pasti
Alam raya memilikiukuran atau kadar tertentu yang berbeda antara satu dan
lainnya. Misalnya ukuran tinggi badan manusia, ukuran jemari, ukuran panjang
gigi, hidung, dan sebagainya sudah ada ukurannya.
3)
Dapat dimanfaatkan
Manusia
Alam raya patuh dan tunduk pada manusia. Langit, bumi, lautan, gunung,
angin, cahaya, pohon besar, binatang buas tunduk kepada manusia. Dengan
demikian, semua sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan oleh manusia.
4)
Berubah pada setiap
waktu
Alam jagat raya berubah dan berkembang, yakni apa yang terdapat dilangit
dan dibumi, terlihat tidak bergerak atau berubah, namun sesungguhnya ia secara
terus menerus mengalami pertumbuhan dan perkembangan, kulit badaan, rambut,
kuku terus mengalami perkembangan.
5)
Memiliki Sifat dan
Karakter
Alam jagat raya memiliki karakter dan filsuf yang antara satu dan lainnya
berbeda.
6)
Selalu memberi
manfaat pada manusia
Alam selalu memberi manfaat pada manusia dan ia tidak diciptakan secara
sia-sia. Didalam setiap alam tersebut terkandung khasiat da manfaat yang luar
biasa besarnya bagi manusia.
7)
Senantiasa
bertasbih kepada Allah
Alam semesta senantiasa bertasbih kepada Allah swt. bertasbih secara
harfiah adalah mensucikan allah serta tidak menyekutukan-Nya, yakni mereka
mengakui bahwa yang menciptakan dirinya dalah Allah bukan yang lain.
8)
Memiliki Jiwa
Alam memiliki jiwa dan
kepribadian sehingga dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia.
Menurut al-farabi dan Ibn Sina, bahwa lam berupa tumbuh-tumbuhan memiliki jiwa
tau potensi untuk makan, memelihara atau berkembang biak.
9)
Alam akan rusaka binasa
Alam jagat raya,
termasuk pula manusia dari segi fisiknya akan rusak dan binasa pada waktu yang
ditentukan, dan ia pasrah pada yang menciptakan.
10) Saling
berhubungan
segala yang ada didaam
jagat raya ini saling berhubungan antara satu dan lainnya, shingga jika salah
satunya hilang atau terputus maka akan mengganggu sistem tata hubungan tersebut
dan akan berdampak buruk bagi kehidupan manusia di dunia.
Selanjutnya dari
segi fungsi dann kedudukannya, alam jaga raya memiliki fungsi dan kedudukan
sebagai berikut:
1)
Sebagai bukti kekuasaan Allah swt
Al-Quran
menggambarkan segala sesuatu sebagai tanda atau ayat.
2)
Hubungan
Filsafat tentang Alam dan Pendidikan
Hubungan
filsafat tentang alam dengan pendidikan dapat diliht melalui analisis sebagai
berikut :
1.
Secara umum menjadi
dasar bagi penyusunan konsep pendidikan yang berbasis alam semesta, yakni
pendidikan yang dalam semua aspeknya: Visi, Misi, Tujuan, Kurikulum, Proses
Belajar Mengajar, Lingkungan, dan lainnya memerhatikan kondisi alam lingkungan
dimana pendidikan tersebut diadakan.
2.
Visi pendidikan
yang berbasis pandangan tentaang alam, adalah menjadikan pendidikn sebaagai
sarana yang unggul, terdepan dan strategis dalam memberikan kemampuan kepada
masyarakat dalam memeperdayakan segenap potensi alam secara cerdas, cermat,
bijaksana dan amanah, sehingga dapat menimbulkan kesejahteran masyarakat, tanpa
merusak ekosistem atau tata lingkungan masyarakat.
3.
Misi pendidikan
yang berbasis alam adalah: 1) memperkenalkan allam semesta, baik dari segi
jenis, macam dan ragamnya, sifat dan karakternya, tujuan dan fungsinya. 2)
memberikan kemampuan dan keterampilan dalam mengelola alam secara cerdas,
cermat, bijaksana, dan amanah. 3) memberikan kemampuan dan keterampilan dalm
memelihara dan melestarikan alam semesta. 4) memberikan pemahaman yang mendalam
berdasarkan petunjuk Al-Quran dan al-sunnah yang menunjukkan bahwa alam sebagai
ciptaan Allah dan alat yang dapat digunakan untuk mengenal dan bersyukur
kepada-Nya.
4.
Tujuan pendidikan
yang berbasis alam adaam melahirkan peserta didik yang memiliki wawasan,
keterampilan, dan tanggung jawab dalam mengelola alam semesta serta
menggunakannya untuk kesejahteraan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negaranya,
serta memiliki tanggung jawab untuk melestarikan alam semesta.
5.
kurikulum
pendidikan yang berbasis alam adalah kurikulum yang dalam seluruh komponen yang
terdapat dalam strukturnya: tujuan, mata pelajaran, proses belajar mengajar,
bahan ajar dan evaluasinya dirancang berdasarkan pemahaman yang komprehensif,
integrated, mendalam, dan holistik tentang alam semesta.
6.
Proses belajar
mengajar yang berbaasis alam adalah proses belajar mengajar yang tidak hanya
terbatas dilakukan didalam ruangan kelas, melainkan jugaa dengan memanfaatkan
alam lingkungan sekitar.
7.
Dalam merancang
lingkungan pendidikan yang berbasis alam dilakukan dengan cara memilih
lingkungan yang paling tepat untuk mendukung kegiatan belajar.
8.
Dalam merancang
evaluasi yang berbasisi alam dilakukaan dengan cara menilai kemajuan peserta
didik bukan hanya bersifat teoretis dan verbalistik, melainkan dilengkapi
dengan kemampuan menerapkan berbagai teori dan konsep-konsep yang dipelajarinya
untuk mengelola alam lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat Pendidikan Islam adalah filsafat
pendidikan yang prinsip-prinsip dan dasarnya yang digunakan untuk merumuskan berbagai
konsep dan teori pendidikan islam didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam.
Keimanan merupakan hal yang penting dalam
kehidupan manusia, keimanan juga menjadi objek kajian dan pembahasan utama
dalam kajian ilmu kalam, tasawuf, dan filsafat, kajian terhadap keimanan kepada
Tuhan memiliki hubungan yang erat dengan aspek visi, misi, tujuan, sifat dan
karakter pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta berkaitan
dengan sumber, sarana prasarana dan media pendidikan.
Pembahasan
tentang manusia erat kaitannya dengan pendidikan. Ilmu pendidikan memiliki
hubungan dengan berbagai cabang ilmu lainnya, termasuk filsafat. Di kalangan
para ahli terdapat sejumlah masalah tentang manusia dan hubungannya dengan
pendidikan. Masalah manusia selalu dibicarakan dan tak habis-habisnya serta
sungguh misterius. Bagi kalangan antropologi misalnya, melihat manusia
berdasarkan teori evolusi. Selanjutnya bagi kalangan sosiologi, manusia adalah
makhluk hidup, dan kehidupannya tidaklah dapat dipisahkan dari hidup berkelompok.
Menurut para filusuf pada umumnya,
manusia adalah makhluk yang dapat berpikir, dan dengan berpikirnya ini, manusia
menunjukkan eksistensi dan perannya. Menurut agama Islam, mengakui bahwa proses
penciptaan manusia terjadi melalui proses atau evolusi dan manusia sebagai
makhluk sosial. Hubungan antara konsep manusia dengan berbagai komponen
pendidikan meliputi; Visi, Misi, Tujuan, dan Hakikat Pendidikan, Kurikulum
Pendidikan, Metode Proses Belajar Mengajar, Kompetensi Guru.
Alam semesta menurut para ahli ilmu pengetahuan
adalah segala sesuatu yang dapat diamati oleh pancaindra dan dilakukan
eksperimen. Alam raya menurut para filsuf adalah segala sesuatu yang yang bukan
hanya yang dapat diamati oleh pancaindra, melainkan juga yang dapat dijangkau oleh
akal pikiran. Alam raya menurut para ahli agama atau menurut agama islam
jangkauannya lebih luas lagi, yakni bukan hanya sekedar menginformasikan
tentang alam jagat raya secara lengkap, juga menjelaskan tentang pencipta alam
semesta, sifat, karakter dan kepribadiannya, manfaat, tujuan dan fungsinya bagi
kehidupan manusia. Informasi tentang alam semesta dengan bernagai segi dan
sisinya amat berguna untuk dipertimbangkan dalam merumuskan konsep pendidikan.
B.
Saran
Dalam
penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan,
hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, literature dan lain
sebagainya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abudin.
2012. Pemikiran Pendidikan Islam
Dan Barat. Jakarta: Rajawali
Pres
http://googleweblight.com/?lite_url=http://m.kompasiana.com/nana1661/tuhan-t-alam-a-dan-manusia-m-dalam-filsafat-pendidikan-i_54f90768a333111d618b46e7&ei=KDf3EZL7&lc=id-ID&s=1&m=677&host=www.google.co.id&ts=1477228953&sig=AF9NedkmZHCBBuWdR34fmiDGACfE8kCeog diakses pada 15 oktober 2016 pukul 20:45
[1] http://googleweblight.com/?lite_url=http://m.kompasiana.com/nana1661/tuhan-t-alam-a-dan-manusia-m-dalam-filsafat-pendidikan-i_54f90768a333111d618b46e7&ei=KDf3EZL7&lc=id-ID&s=1&m=677&host=www.google.co.id&ts=1477228953&sig=AF9NedkmZHCBBuWdR34fmiDGACfE8kCeog diakses pada 15 oktober 2016 pukul 20:45